Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Non Hemorogik: Gangguan Mobilitas Fisik dengan Intervensi Pemberian Range Of Motion (ROM) Pasif
Keywords:
Non-hemorrhagic stroke, physical mobility impairment, passive ROMAbstract
Non-hemorrhagic stroke is a brain dysfunction characterized by the interruption of blood supply to the brain due to thickening of thrombosis on the walls of blood vessels or blockage of blood clots in the brain, resulting in reduced blood supply to the brain. This often causes physical mobility disorders due to decreased muscle strength. This study aims to evaluate the effectiveness of passive Range of Motion (ROM) therapy intervention in improving muscle strength in patients with non-hemorrhagic stroke. The method used is a case study design. The subject was one non-hemorrhagic stroke patient diagnosed with physical mobility impairment and muscle weakness, treated at Dr. Gondo Suwarno Ungaran General Hospital. The intervention consisted of passive ROM exercises three times daily for three days, each session lasting 25–30 minutes. The results showed an increase in muscle strength, measured using the MMT score, from a score of 1 (contraction present but no limb movement) to a score of 2 (able to perform ROM with joint support assistance, but unable to resist the examiner's resistance). The conclusion of this study indicates that passive ROM therapy is effective in helping to improve muscle strength in non-hemorrhagic stroke patients with physical mobility impairments.
Downloads
References
[1] Abbafati, C. et al. (2020) ‘Global burden of 369 diseases and injuries in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019’, The Lancet, 396(10258), pp. 1204–1222. doi: 10.1016/S0140-6736(20)30925-9.
[2] Al Fajri, J. (2021). Pendidikan Kesehatan Latihan Range Of Motion Aktif dan Pasif.
[3] Anggreini, A. D., & Fitriyani, N. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan. 1-8.
[4] Anita. (2018). Pendidikan Kesehatan Latihan Range Of Motion Aktif dan Pasif.
[5] Asmawariza, L. H., & Reza, I. W. (2020). Pengaruh Akupresur Stroke 14 Titik Terhadap Rentang Gerak Ekstremitas Atas Dan Bawah Pada Pasien Stroke Non Hemoragik. Ojsstikesbanyuwangi.Com, 2(1), 144–156. https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ
[6] Budi, Hendri. 2019. Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom) Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pasien Stroke Iskemik
[7] Daulay, N. M., Hidayah, A., & Santoso, H. (2021). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Terhadap Kekuatan Otot dan Rentang. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia.
[8] Ernawati & Baidah. (2022). Tatalaksana Non Farmalokogi Stroke. Banjarmasin: LPPM STIKES Cahaya Bangsa.
[9] Fatmawati, A. (2020). Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan Holistic, 4(1),52-60. https://doi.org/10.33377/jkh.v4i1.73.
[10] Ferawati, dkk. (2020). Stroke Bukan Akhir Segalanya Cegah Dan Atasi Sejak Dini. Bojonegoro: Guepedia cetakan. Diakses dari https://www.google.co.id/books/edition/STROKE_BUKAN_AKHIR_SE GALANYA_Cegah_dan_A/CQtMEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=renta ng+gerak+sendi+pada+stroke&printsec=frontcover (23.49 30/01/2022)
[11] Haryono, R, dkk. (2019). Keperawatan Medikal Bedah II. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
[12] Kamelia, & Widiharti. (2021). Pengaruh Latihan Rom (Range Of Motion) Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Post Stroke. 2(2), 109–114. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30587/ijpn.v2i2.3337 Kamelia dan Widihart Diakses secara online pada tanggal 02 April 2022
[13] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Tahun 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
[14] Khotimah., KK, Indra Frana Jaya., Sihombing, Kirana Patrolina., Limbong, Martalina., Shintya, Lea Andy., Purnamasari, Neza., Hidayah, Nurul., Saputra, Bima Adi., Panjaitan, Mayer Derold., & Siringoringo, Sharely Nursy. (2022). Penyakit Gangguan Sistem Tubuh. Yayasan Kita Menulis. ISBN: 978-623-342-440-0. E-book.
[15] Khotimah, N.. Handayani, R. N.. & Susanto, A. (2021). Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik pada Ny . S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Anggrek RSUD dr . R. Goeteng Taroenadibrata. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Sappkm 2021). 1462-1467.
[16] Kusyati. (2012). Tugas DIII Keperawatan: Melatih Range Of Motion (ROM)
[17] Mauliddiyah, D., Ulfah, M., & Siwi, A. S. (2022). Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik pada Pasien Stroke Non Hemoragik (SNH). Journal of Management Nursing, 2(1), 168–172. https://doi.org/10.53801/jmn.v2i1.74
[18] Murti, A. S. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Tn.M Dengan Gangguan Sistem Persarafan Stroke Non Haemoragik. 1-7.
[19] Mudzalifah, N. F. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Komunikasi Verbal Di Ruang Aster RSUD Dr.Harjono Ponorogo [Universitas Muhammadiyah Ponorogo]. http://eprints.umpo.ac.id/5346/3/BAB 2 STROKE.pdf.
[20] Narwanto, M.I., et al. (2022). Lokasi Lesi Sistem Saraf Pusat pada Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging Pasien dengan Stroke: Tinjauan Naratif. Jember Medical Journal, 1(1), 1-70.
[21] Nurtanti, S., & Ningrum, W. (2018). Efektifitas Range Of Motion ( Rom) Aktif
[22] Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Penderita Stroke. Jurnal Keperawatan GSH, 7(1), 14-18.http://journal.akpergshwng.ac.id/index.php/gsh/article/view/63
[23] Nurazizah. (2020). Peran perawat dalam mengatasi Hemiparesis. https://repository.unar.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1375/1/ELEKTIF%20R AHMAT%20ARNANDA.pdf
[24] Pambudiasih, I., 2021. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa Penderita Stroke Non Hemoragik Dengan Masalah Keperawatan Defisit Nutrisi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
[25] Pengaruh Pemberian Terapi Aktifitas Range Of Motion (ROM) Pasif Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non Hemoragik. (2024). Health, Researc, Journal, 2 (1, Maret), 11-21. https://ejournal.dpdppnikabprobolinggo.org/index.php/health-research-journal/article/view/34
[26] Prasetia, Y. & Susanto, A. (2022). Asuhan Keperawatan Hambatan Komunikasi Verbal Dengan Stroke Non Hemoragik di RSUD Prof dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Inovasi Penelitian. Vol 3(5). 6341-6348.
[27] Rahmadani, E., & Rustandi, H. (2019). Peningkatan kekuatan otot pasien stroke non hemorhagic dengan hemipharese melalui latihan Range of Motion (ROM) pasif. 1, 354–363.
[28] Ratna Fithriyah Sholihany, Agung Waluyo, D. I. (2021). Latihan Rom Pasif Unilateral Dan Bilateral Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Akibat Stroke Iskemik. Jurnal Keperawatan Silampari, 26(2), 173-180. http://www.ufrgs.br/actavet/31-1/artigo552.pdf
[29] Retnoningsih, D. (2023). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke (edisi ke 1). Hal 135. Pekalongan: PT Nasya Expanding Management.
[30] Ridha, M. R. & Putri, M. E., (2015). Pengaruh Latihan ROM Aktif Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah Pada Lansia Dengan Osteoarthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim, 4(2), pp. 45-52.
[31] Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI Tahun 2018. Jakarta.
[32] Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Edisi 10. Jakarta: EGC.
[33] Sholihany Fithriyah, Ratna et al. 2021. "Latihan ROM Pasif Unilateral Dan Bilateral Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Akibat Stroke Iskemik."4 : 706-17. https://emea.mitsubishielectric.com/ar/products-solutions/factory-automation/index.html.
[34] Padila. (2022). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
[35] PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
[36] PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
[37] PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
[38] Purba, (2022). Efektivitas ROM (Range of Motion) terhadap Kekuatan Otot pada
[39] Pasien Stroke di Rumah Sakit Royal Prima Tahun 2021. (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 7 (1), 79-85
[40] Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi I, Jakarta Selatan.
[41] WHO. (2019). Maternal mortality key fact. https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/maternal-mortality.
[42] Widiarti, (2016). Buku Ajar Pengukuran Dan Pemeriksaan Fisioterapi. 1 ed. Yogyakarta: Deepublish.
[43] Widyaningsih, D. A. D., & Herawati, I. (2022). Peran Fisioterapi Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsionalpada Kasus Post Stroke Hemiparrese Dextra E. C Non Hemoragik (Case Study). Journal Of Innovation Research And Knowledge, 2(3), 797–804. Https://Www.Bajangjournal.Com/Index.Php/JIRK/Article/View/3140
[44] Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke. Jurnal Majority, 5(3), 17–21. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1030
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ardila Destiyani, Ari Pebru Nurlaily, Deoni Vioneery (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
